Sunday, November 22, 2009

ADA PLANET MIRIP BUMI LHO??!!

Baru-baru ini sebuah tim yang dibentuk oleh 73 astronom yang berasal dari berbagai negara memastikan bahwa mereka telah menemukan planet yang mirip bumi yang paling kecil di luar tata surya. Planet yang paling mirip dengan Bumi di luar tata surya kita sampai saat ini, permukaannya kemungkinan tertutup oleh air. Planet itu mengorbit bintang Gliese 581, yang terletak 20,5 tahun cahaya di gugus bintang Libra. Para ilmuwan menemukan planet itu dengan menggunakan teleskop khusus di Cili.

Mereka mengatakan suhu yang hangat dan nyaman di planet itu berarti permukaan planet diisi oleh air, yang secara teoritis dapat mempertahankan kehidupan. Benda yang mirip planet bumi ini jaraknya 28.000 tahun cahaya jauhnya, dan mataharinya adalah sebuah bintang cebol merah yang tidak tinggi, karenanya suhu pada permukaan planet ini kurang lebih berkisar antara 220 derajat Celcius di bawah nol.

Berdasarkan bintang tetap yang menyandarnya, ilmuwan yang menemukan planet ini memberi nama OGLE-2005-BLG-390Lb, bintang tetap ini sama seperti dengan matahari kita, berada di dalam sistem galaksi. Selama 11 tahun ini, sudah lebih dari 170 planet di luar sistem galaksi ditemukan, tapi sebagian besar mereka lebih besar daripada bumi. Volume mereka umumnya sangat besar seperti planet Jupiter, dan tidak mudah jika hendak mengamatinya, mereka baru bisa ditemui saat melewati bintang tetap.

Namun, karena pengaruh gravitasi dapat membuat cahaya bintang melengkung, sehingga menyebabkan fenomena pengamatan yang tidak stabil, ketika mengamati volume planet yang lebih kecil, dampak yang ditimbulkan tidak begitu besar. Pada 1912 Einstein telah mengemukakan fenomena lensa micro lensing, dan karena teori ini jugalah kemudian dapat menemukan planet mirip bumi ini. Yang dimaksud micro lensing adalah bintang tetap yang berada di garis penglihatan, gravitasinya membuat garis cahaya bintang tetap jauh atau pemandangan planet-planet mirip bumi lainnya merapat, sehingga menimbulkan fenomena yang semakin terang.

OGLE-2005-BLG-390Lb besarnya 5,5 kali lipat dari bumi. Jarak dengan bintang tetap yang disandarnya sendiri sejauh 390 juta km, dan jarak ini jika berada di dalam sistem galaksi, kira-kira berada di antara Jupiter dan Mars. Satu lingkaran evolusi peredarannya mengelilingi bintang tetap, yakni satu tahun-nya itu, menghabiskan waktu 10 tahun bumi.

Sumber : New York Times

Thursday, November 5, 2009

DANAU KELIMUTU tidak 3 WARNA lagi !!!


Inilah keunikan Danau Kelimutu: tiga danau kawah itu berada di puncak Gunung Kelimutu yang warnanya selalu berubah-ubah. Namun, peristiwa langka telah terjadi, sejak akhir 2008, Danau Kelimutu mulai berubah dan saat ini danau triwarna itu menjadi satu warna, ketiganya menjadi hijau muda.

"Perubahan warna ini menunjukan tanda-tanda kurang baik," kata Ketua Aliansi Masyarakat Adat Kelimutu, Nikolaus Ruma yang dihubungi dari Kupang, Minggu (25/10).

Ia mengatakan, terdapat tiga danau yang terletak di Desa Woloara, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende yang letaknya berdampingan dan masing-masing diberi nama Tiwu Ata Polo, Tiwu Ata Mbupu dan Tiwu Ko`ofai Nuwa Muri.

Perubahan satu warna danau yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), itu diawali pada Desember 2008. Danau Tiwu Ata Polo saat itu berubah warna dari coklat kehitaman menjadi hijau tua. Disusul Danau Tiwu Ata Mbupu dari hijau lumut kehitaman jadi hijau muda, Senin (5/10).

Warna kedua danau tersebut kini sama dengan warna Danau Tiwu Nua Muri Koo Fai, yang sejak awal diteliti pada tahun 1915 oleh BCh MM van Suchtelen, danau itu dominan berwarna hijau muda.

Saat Suchtelen meneliti pertama kali, Danau Tiwu Ata Polo menunjukkan warna merah darah, Tiwu Nua Muri Koo Fai hijau jamrud, sedangkan Tiwu Ata Mbupu berwarna putih.
Posisi tiga danau yang semuanya memancarkan warna hijau muda ini mirip dengan peristiwa 13 tahun silam, tepatnya pada 9 April 1996. Sebagaimana data Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Balai Taman Nasional (BTN) Kelimutu, ketika itu Tiwu Ata Polo berwarna hijau, Tiwu Nua Muri Koo Fai hijau muda, dan Tiwu Ata Mbupu hijau tua.

Peristiwa seperti itu amatlah langka. Oleh karena itu, danau ini dinamakan Danau Triwarna Kelimutu. Selama ini, Danau Tiwu Ata Polo lebih didominasi warna gelap, seperti merah, hijau tua, dan coklat. Adapun Danau Tiwu Nua Muri Koo Fai lebih sering berwarna hijau muda dan pernah berubah menjadi biru sebanyak 6 kali, putih 10 kali, yang terakhir terjadi tahun 2004—dari warna hijau ke putih telur asin—sedangkan Danau Tiwu Ata Mbupu lebih sering berwarna hijau lumut, hitam, coklat tua, terkadang juga biru, dan pernah dua kali menjadi putih, pada tahun 1915 dan 1960.

Bagi masyarakat etnis Lio, Ende, keberadaan Danau Kelimutu di ketinggian 1.690 meter di atas permukaan laut (dpl) itu mempunyai makna magis yang kental. Dalam mitos turun-temurun mereka, kawasan Danau Kelimutu adalah semacam kampung arwah.Pintu gerbangnya, Pere Konde, dipercaya dijaga oleh Konde Ratu, sang penguasa.

Sementara itu, Danau Tiwu Ata Polo diyakini sebagai tempat berkumpulnya orang-orang jahat. Danau Tiwu Nua Muri Koo Fai dipercaya tempatnya orang-orang muda, sedangkan Tiwu Ata Mbupu adalah tempat berkumpulnya arwah para orang tua.

Namun, beberapa kalangan percaya, perubahan warna Danau Kelimutu berkaitan dengan ramalan akan terjadinya peristiwa penting di Indonesia, atau di Ende. ”Dari cerita orang- orang tua dulu, sih kalau warna danau berubah memberi tanda akan ada bencana. Tetapi, mungkin juga pengaruh cuaca sekarang yang cepat berubah,” kata Yulita, warga Desa Pemo, Kelimutu.

Pada tanggal 13 hingga 31 Mei 1997, warna Danau Tiwu Ata Polo berubah warna pula. Lagi-lagi, peristiwa itu oleh sejumlah kalangan dikaitkan sebagai pertanda perubahan besar akan lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998 kala itu.

Begitu pula kejadian Desember 2008 ketika Tiwu Ata Polo berubah warna dari coklat kehitaman menjadi hijau tua, dikaitkan dengan peristiwa pemilu legislatif dan pemilu presiden, serta gempa di Tasikmalaya dan Sumatera.